AFP/Cristina Quicler |
Jakarta - Akhir pekan ini musim baru F1 akan segera tancap gas. Wajah-wajah baru dan wajah-wajah lama siap membalap di belakang kokpit jet-jet darat. Siapa-siapa saja mereka?
Salah satu yang paling menarik tentu saja kembalinya Kimi Raikkonen. The Iceman kembali setelah dua tahun menepi dari lintasan F1 dan kini menjadi pebalap untuk tim Lotus, di mana ia menandatangani kontrak untuk dua tahun.
Dengan hadirnya Raikkonen, maka kini ada enam orang juara dunia yang bertarung di trek musim ini. Selain Raikkonen, lima lainnya adalah Sebastian Vettel, Jenson Button, Lewis Hamilton, Fernando Alonso, dan Michael Schumacher.
Menarik menantikan bagaimana aksi Raikkonen dengan Lotus. Dalam musim terakhirnya bersama Ferrari, pebalap asal Finlandia itu berakhir di urutan keenam setelah hanya menang satu kali di musim 2009. Tapi, apa yang sudah diraih 'Si Manusia Es' di lintasan F1 jelas tak bisa dilupakan. Dingin dan kalem, begitulah Kimi. Selama membela McLaren dan Ferrari, ia tak pernah keluar dari bursa pebalap yang akan menjadi juara.
Kembalinya Raikkonen sebagai wajah lama juga diikuti oleh Pedro De La Rosa, yang tahun ini sudah berusia 41 tahun. Mereka yang menjadi penyaksi setia F1 pada era akhir 90-an dan awal 2000-an mengenal dirinya sebagai pebalap yang gemar meloncat dari satu tim ke tim lainnya, mulai dari Jordan, Arrows, hingga Jaguar.
Sejak 2003, De La Rosa identik sebagai test driver untuk McLaren, meski pada 2010 ia ikut turun membalap dengan BMW Sauber. Tahun ini, ia mendapatkan kursi sebagai pebalap HRT bersama driver asal India yang berusia enam tahun lebih muda dari dirinya, Narain Karthikeyan.
Sementara itu, dua nama lawas lainnya, Rubens Barichello dan Jarno Trulli tidak kebagian kursi. Kontrak Barrichello tidak diperpanjang oleh Williams, setelah dua musim membalap untuk tim asal Inggris tersebut. Karier Barrichello yang sudah terentang panjang sejak 1994 di balapan F1 pun terputus. Kini ia telah memutuskan untuk membalap di arena IndyCar.
Sedangkan kontrak Trulli, yang sudah berkarier di F1 sejak 1997 dan musim lalu membalap untuk Lotus, diputus oleh Caterham. Posisinya di Caterham digantikan oleh Vitaly Petrov. Keputusan Caterham tersebut membuat F1 tidak diikuti satu pun pebalap Italia di awal musim. Ini baru pertama kalinya terjadi sejak tahun 1969 dan membalap pebalap F1 terkemuka asal Italia, Riccaro Patrese--yang pernah berkarier selama 16 tahun di dunia F1--, protes.
Kalau wajah-wajah lama hilang, maka nama-nama yang tergolong baru satu per satu datang menggantikan. Ada Romain Grosjean, eks juara GP2 yang pernah membalap bersama Renault di 2009, yang tahun ini bakal membalap bersama Raikkonen di Lotus.
Ada pula nama-nama seperti Jean-Eric Vergne (Scuderia Toro Rosso) dan Charles Pic (Marussia) yang baru musim ini mencicipi rasanya balapan di F1 sebagai driver resmi. Tak ketinggalan pula satu-satunya wanita di antara pebalap-pebalap pria di F1, Maria de Villota, yang tahun ini akan menjadi pebalap penguji untuk Marussia.
Bagaimana aksi mereka akan bisa disaksikan selepas lima lampu di Sirkuit Albert Park. Mampukah Raikkonen mengulangi kejayaan yang pernah ia pegang? Atau mungkin justru
Salah satu yang paling menarik tentu saja kembalinya Kimi Raikkonen. The Iceman kembali setelah dua tahun menepi dari lintasan F1 dan kini menjadi pebalap untuk tim Lotus, di mana ia menandatangani kontrak untuk dua tahun.
Dengan hadirnya Raikkonen, maka kini ada enam orang juara dunia yang bertarung di trek musim ini. Selain Raikkonen, lima lainnya adalah Sebastian Vettel, Jenson Button, Lewis Hamilton, Fernando Alonso, dan Michael Schumacher.
Menarik menantikan bagaimana aksi Raikkonen dengan Lotus. Dalam musim terakhirnya bersama Ferrari, pebalap asal Finlandia itu berakhir di urutan keenam setelah hanya menang satu kali di musim 2009. Tapi, apa yang sudah diraih 'Si Manusia Es' di lintasan F1 jelas tak bisa dilupakan. Dingin dan kalem, begitulah Kimi. Selama membela McLaren dan Ferrari, ia tak pernah keluar dari bursa pebalap yang akan menjadi juara.
Kembalinya Raikkonen sebagai wajah lama juga diikuti oleh Pedro De La Rosa, yang tahun ini sudah berusia 41 tahun. Mereka yang menjadi penyaksi setia F1 pada era akhir 90-an dan awal 2000-an mengenal dirinya sebagai pebalap yang gemar meloncat dari satu tim ke tim lainnya, mulai dari Jordan, Arrows, hingga Jaguar.
Sejak 2003, De La Rosa identik sebagai test driver untuk McLaren, meski pada 2010 ia ikut turun membalap dengan BMW Sauber. Tahun ini, ia mendapatkan kursi sebagai pebalap HRT bersama driver asal India yang berusia enam tahun lebih muda dari dirinya, Narain Karthikeyan.
Sementara itu, dua nama lawas lainnya, Rubens Barichello dan Jarno Trulli tidak kebagian kursi. Kontrak Barrichello tidak diperpanjang oleh Williams, setelah dua musim membalap untuk tim asal Inggris tersebut. Karier Barrichello yang sudah terentang panjang sejak 1994 di balapan F1 pun terputus. Kini ia telah memutuskan untuk membalap di arena IndyCar.
Sedangkan kontrak Trulli, yang sudah berkarier di F1 sejak 1997 dan musim lalu membalap untuk Lotus, diputus oleh Caterham. Posisinya di Caterham digantikan oleh Vitaly Petrov. Keputusan Caterham tersebut membuat F1 tidak diikuti satu pun pebalap Italia di awal musim. Ini baru pertama kalinya terjadi sejak tahun 1969 dan membalap pebalap F1 terkemuka asal Italia, Riccaro Patrese--yang pernah berkarier selama 16 tahun di dunia F1--, protes.
Kalau wajah-wajah lama hilang, maka nama-nama yang tergolong baru satu per satu datang menggantikan. Ada Romain Grosjean, eks juara GP2 yang pernah membalap bersama Renault di 2009, yang tahun ini bakal membalap bersama Raikkonen di Lotus.
Ada pula nama-nama seperti Jean-Eric Vergne (Scuderia Toro Rosso) dan Charles Pic (Marussia) yang baru musim ini mencicipi rasanya balapan di F1 sebagai driver resmi. Tak ketinggalan pula satu-satunya wanita di antara pebalap-pebalap pria di F1, Maria de Villota, yang tahun ini akan menjadi pebalap penguji untuk Marussia.
Bagaimana aksi mereka akan bisa disaksikan selepas lima lampu di Sirkuit Albert Park. Mampukah Raikkonen mengulangi kejayaan yang pernah ia pegang? Atau mungkin justru
pebalap-pebalap seperti Grosjean yang akhirnya bakal meraih nama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar