KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZESPesawat Boeing 737 milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (2/2/2011). |
Penggunaan frekuensi radio yang sembarangan mengganggu dunia penerbangan. Siaran radio yang tidak sesuai aturan mengganggu sistem komunikasi pilot dengan bandara.
Moses Morin, mantan Pilot Garuda Indonesia, yang kini aktif di penerbangan perintis di wilayah Papua, mengatakan sering lagu dangdut bocor ke jalur komunikasi pilot.
"Dan itu mengganggu. Komunikasi kita jadi terhalang," katanya dalam diskusi "SOS Navigasi Terpadu" yang digelar di Kafe Cava, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2012).
Menurutnya, kasus-kasus semacam itu umum terjadi di sejumlah bandara di Indonesia. Pasalnya frekuensi yang digunakan dalam penerbangan, bersebelahan dengan frekuensi yang digunakan radio FM.
Petugas Teknologi Informasi bandara Soekarno-Hatta, Urip Hermanus menambahkan, sejumlah radio lokal di Jakarta juga bocor sampai di area Cirebon, dan mengganggu penerbangan.
Hal itu menurutnya karena penambahan daya yang diakukan sejumlah radio, tanpa memperhitungkan pengaruhnya.
Selain itu, eksperimen-eksperimen para penggiat radio amatir, juga kerap kali bocor masuk ke kokpit pesawat. Lagi-lagi hal itu dilakukan karena sang penggiat tidak mempertimbangkan efek eksperimennya terhadap dunia penerbangan.
Urip juga menambahkan, sempat suatu kali kuadran tertentu di radar bandara sempat mengalami kendala, dan seluruh pesawat yang melintas di quadran tersebut sama sekali tidak terdeteksi.
"Waktu diperiksa, ternyata itu karena kamera CCTV nirkabel milik ketua RW," ujarnya.
[kompas.com]
Moses Morin, mantan Pilot Garuda Indonesia, yang kini aktif di penerbangan perintis di wilayah Papua, mengatakan sering lagu dangdut bocor ke jalur komunikasi pilot.
"Dan itu mengganggu. Komunikasi kita jadi terhalang," katanya dalam diskusi "SOS Navigasi Terpadu" yang digelar di Kafe Cava, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2012).
Menurutnya, kasus-kasus semacam itu umum terjadi di sejumlah bandara di Indonesia. Pasalnya frekuensi yang digunakan dalam penerbangan, bersebelahan dengan frekuensi yang digunakan radio FM.
Petugas Teknologi Informasi bandara Soekarno-Hatta, Urip Hermanus menambahkan, sejumlah radio lokal di Jakarta juga bocor sampai di area Cirebon, dan mengganggu penerbangan.
Hal itu menurutnya karena penambahan daya yang diakukan sejumlah radio, tanpa memperhitungkan pengaruhnya.
Selain itu, eksperimen-eksperimen para penggiat radio amatir, juga kerap kali bocor masuk ke kokpit pesawat. Lagi-lagi hal itu dilakukan karena sang penggiat tidak mempertimbangkan efek eksperimennya terhadap dunia penerbangan.
Urip juga menambahkan, sempat suatu kali kuadran tertentu di radar bandara sempat mengalami kendala, dan seluruh pesawat yang melintas di quadran tersebut sama sekali tidak terdeteksi.
"Waktu diperiksa, ternyata itu karena kamera CCTV nirkabel milik ketua RW," ujarnya.
[kompas.com]
2 komentar:
wkwkwkwkw, pilotnya dangdutan
Informasi menarik .... Ijin nyimak ...
Posting Komentar